Setelah kurang lebih 2 minggu (tanggal 26 Juli-9 Agustus), starter sourdough saya akhirnya jadiii dan tgl 9 kemarin siap dipakai bikin roti,, Alhamdulillah.. Jadi tanggal 8 Agustus 2020, starter yang tadinya hanya mengembang 1-2 cm akhirnya double size, besoknya kasih makan (refreshment) terus siap siap bikin roti. Untuk 1st trial pakai yang gampang dulu. Pilihannya jatuh pada No Knead Sourdough Bread ini. Banyak istilah istilah baru di sourdough ini tapi sebenernya kalau dibaca cepet ngerti dan cara bikin rotinya nggak susah hanya memang lama. Seperti roti ini tanpa ulen tp perlu proses strech dan fold supaya nguatin gluten dan distribusiin raginya merata, selain itu perlu waktu lama untuk bikin rotinya, kurleb minimal 6 jam, atau 12 jam , seringnya 24 jam (overnight fermentation). Cocok buat yang gak suka buru buru atau bikin nyambi ngerjain yang lain No Knead Sourdough Bread https://www.kingarthurbaking.com/blog/2020/04/27/how-to-make-no-knead-sourdough-bread Bahan : Sourdough starter ripe (fed) 227 gram (1 cup) Air hangat 397 gram (1,75 cup) Bread flour 602 gram (5 cup) Garam 18 gram Note : Jangan lupa pakai starter yg ripe/ peak, bisa baca disini https://www.kingarthurbaking.com/blog/2016/05/17/ripe-sourdough-starter Cara membuat bisa lihat di resep aslinya ya, ada foto cara pembuatannya juga. Hasilnya (saya hanya buat 1/3 resep) : roti yang chewy, dengan rasa masam (karena saya fermentasi cukup lama kurleb 18 jam, makin lama makin asam, waktu fermentasi bisa 8-48 jam). Rotinya berlubang-lubang khas sourdough. Punya saya bagian luarnya nggak crispy spt diresep karena dipanggang pakai baking pan biasa harusnya pakai metode dutch oven biar luarnya crispy (tapi ya akan alot juga kalo udah lama). Overall percobaan pertama ini bisa dibilang sukses dan memuaskan, Oiya, karena bahannya hanya tepung, air, agi alami dan air tentu tidak bisa diharapkan lembut spt pakai telur dan butter ya. Oishikatta, enak dimakan pakai madu, selai atau dibikin sandwich.

Dapur Arfenda
Inzai, Agustus 2020..Summer yang makin memanas